Minggu, 19 Juli 2009

Resensi (wuah terlalu berat bahasa-ne…maksud gue kesan dan pesan)

Hmm...maaf kawan-kawan, lagi pengen nulis...meski bagi kalian, mungkin isinya bukan hal yang penting untuk dibaca. Hehehe..tapi no matter-lah, yang penting aku puas ...hahahaha....ups ..astaghfirullah, dah narsis, ketawa kelewatan pula:-P.



Beberapa minggu terakhir ini lumayan aku lagi rajin baca, meski buku-buku yang aku baca itu adalah buku-buku ringan (bukan buku politik atau sejenisnya), dan banyak berstatus pinjaman hehe.... Mau tahu buku-buku apa saja itu? (Ih penting ga sih Nong?! hehehe). ”Di Bawah Asuhan Nabi”, ”Membina Motivasi Muslimah”, ”Legiun Muslim di Kancah Eropa” dan yang lagi dalam proses dibaca ’The Power of Mothers’.

And for this time...aku gi pengen bahas buku-nya Kang Agus AHA ”Legiun Muslim di Kancah Eropa”, yang dicetak September 2008.

Hmmm....ketika pertama membaca judul plus design buku ini, rasa ingin tahu yang teramat sangat dalam tiba-tiba menyeruak. Apalagi dengan hobi-ku yang suka nonton bola (football) ini (meski bukan masuk dalam golongan pecinta dan penggila bola...moga2 jangan deh...takut jatuhnya syirik ). Sungguh menarik! Itu kesan pertama yang kurasakan. Tak sabar rasanya ingin cepat membaca buku atu ini –meski statusnya pinjem ma temen- wekeke..!

Seperti biasa, sebelum membuka lembar demi lembar sebuah buku, ku sempatkan dulu membaca sinopsisnya...Wuah keren! Asli deh, nih buku kayaknya bakal menyuguhkan petualangan2 religius para legiun muslim di Eropa plus prestasi2nya di lapangan hijau. Selama ini aku khan membaca kisah2 mereka secara terpisah, lewat artikel, majalah atau tayangan TV duink.

”Buku ini mengajak Anda untuk mengenal lebih jauh tentang prestasi, kiprah di lapangan, keyakinan terhadap Islam, serta pencitraan positif yang ditunjukkan para legiun Muslim di jagat sepak bola Eropa. Buku ini juga menginspirasi, karena sejatinya Islam itu bukan melemahkan tetapi justru menguatkan kehidupan....”.

Itulah penggalan sinopsis yang dibuat oleh penulis di cover belakang. Menarik bukan?!

Dengan semangat tinggi, ku mulai membuka lembar pertama buku Kang Agus AHA ini. Sebuah kalimat persembahan yang ”inspiring’ menyambutku.
Untuk keheningan malam yang meniupkan angin pemikiran,
Untuk putaran bumi dan waktu yang banyak menuntun lahirnya inspirasi.
Untuk semua interaksi yang membuat hidup lebih berarti.

Wuah makin jatuh cinta saja aku dengan buku ini..hehe...

Berlanjut ke bagian pengantar penulis...Hmmm...Lagi-lagi aku dibuat terbuai. Ulasan singkatnya tentang Sang legendaris ’Zinedine Zidane juga kiprah singkat legiun muslim lainnya di Eropa semakin membuatku tak sabar untuk membaca bagian intinya.

Darararara.....Finally, tiba saatnya memasuki the main stories...

Kisah dimulai dari pemain andalan tim nasional (timnas) Swedia, Akang ”Zlatan Ibrahimovic”. Hmmmm...meski kalau dilihat dari namanya, akang yang bermain di klub Inter Milan ini seorang muslim, namun tak sekalipun pernah kudengar aktivitasnya sebagai seorang muslim. Bahkan menurut seorang kawan yang cinta bola, Kang Ibra bukanlah seorang muslim. Oleh karenanya dengan rasa penasaran yang amat dalam, ku baca kata demi kata, baris demi baris, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, halaman demi halaman kisah pebola yang satu ini. Dan sayang sungguh sayang apa yang kuharapkan tak sesuai dengan kenyataan. Ternyata penulis hanya membahas bagaimana perjalanan dan kiprah Kang Ibra di dunia sepak bola. Kalaupun ada sedikit menyinggung tentang Islam, sifatnya tidak fundamental dan cenderung terlihat seperti spekulasi penulis sendiri.

Namun aku masih menyimpan harapan besar untuk kisah-kisah legiun muslim selanjutnya. Dan benar, kisah berikutnya memang cukup menggigit. Kisah salah satu pilar timnas Perancis, Akang Frank Ribery. Kali ini Penulis cukup banyak menyinggung tentang keIslaman pebola mu’allaf ini, juga kiprahnya di lapangan hijau. Hmmm...meski begitu, kupikir apa yang dikisahkan Penulis tentang keIslaman Kang Ribery sudah banyak diketahui khalayak, termasuk aku.

Dan kisah-kisah selanjutnya, ternyata tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Penulis lebih banyak mengupas perjalanan dan kiprah para legiun di dunia sepak bola. Apa yang aku harapkan akan banyak ditemui di buku ini ternyata kurang -tidak- terwujud. Porsi kisah perjalanan religius dan aktivitas para legiun sebagai seorang muslim, ternyata sangat minim dan menurutku banyak yang cenderung spekulatif (ditulis berdasarkan persepsi penulis sendiri).

Eksplorasi data dan fakta yang dihimpun penulis kupikir sangat kurang. Seperti misal, kisahnya De’ Kareem Benzema. Dalam faktanya, legiun asal Perancis ini dulu pernah menolak bermain di Israel sebagai salah satu bentuk dukungannya terhadap saudaranya di Palestina. Namun, Penulis tidak membahas kisah ini. De’ Kareem Benzema yang dimunculkan dalam buku ini, hanya digambarkan sebagai seorang pebola, tanpa menyinggung sedikitpun tentang aktivitas keIslamannya.

Meskipun begitu, di beberapa kisah, aku pikir Penulis telah berhasil memaparkan secara proporsional. Kisah Akang Frederic Kanoute, pebola asal Mali yang bermain untuk klub Sevilla-Spanyol misalnya. Aktivitasnya sebagai seorang muslim diceritakan cukup jelas di buku ini (bahkan dengan judul yang sangat manis ”Simbol Pemain Islam di Spanyol”). Dari ke-Istiqomahannya berpuasa di Bulan Ramadhan meski sedang musim kompetisi, hingga keikhlasan mengeluarkan gajinya selama setahun demi menyelamatkan satu-satunya masjid di Sevilla yang menjadi pusat kegiatan muslim di sana.
----Kabar terbaru di tahun 2009, Kang Fredric Kanoute mendapat kartu kuning dari wasit, setelah membuka kostum bola-nya untuk menunjukkan tulisan yang berisi dukungan terhadap Gaza atas aksi penyerangan Israel yang disablon di kaos yang melapisi tubuhnya. Tindakan itu ia lakukan pasca melesakkan gol ke gawang lawan------

Atau kisahnya Akang Kolo Toure pemain asal Pantai Gading yang bermain untuk klub Arsenal. Penulis berhasil mengolah kata yang cukup sentimental untuk menggambarkan kereligiusan pebola berkulit hitam ini, “Sholat Jumat Lebih Utama dari Wawancara”. (dalam kisahnya, Kang Kolo Toure menghilang dalam sebuah sesi wawancara pasca pertandingan, demi menjalankan ibadah sholat jumat). Atau juga kisahnya Akang Eric Abidal yang senantiasa membawa Al Quran di tasnya.

And finally....selamat buat penulis. Meski sebagian besar kisah digambarkan tidak/kurang proporsional dan cenderung spekulatif (banyak persepsi sendiri), juga kurang greget karena yang diangkat telah banyak diketahui khalayak, namun penulis telah menawarkan buku spesial yang mengangkat sisi berbeda dari arena si kulit bundar. Semoga akan ada buku lanjutan yang lebih spesial lagi. ^_^.

Mohon maat atas segala saran dan kritik yang telah kukeluarkan. Mohon maaf baru bisa menjadi orang yang “talk more, do less”. Biasalah kebanyakan manusia, bisanya cuma ’ngritik duink’, kayak aku ini hehehe. Chayyo....!!!!

Pemain-pemain muslim/ mu’allaf yang dikisahkan di buku ini :
Nicholas Anelka (France/ Chelsea), Zlatan Ibrahimovic (Swedia/ Inter Milan), Lilian Thuram (France/ Barcelona), Robin Van Persie (Belanda/ Arsenal), Mohammed Sisoko (Mali/ Juventus), Karim Benzema (France/ Olympique Lyon), Hasan Salihamidzic (Bosnia-Herzegovina/ Juventus), Frederic Kanoute (Mali/ Sevilla), El-Hadji Diouf (Senegal/ Bolton Wanderers), Yaya Toure (Pantai Gading/ Barcelona), Kolo Toure (Pantai Gading/ Arsenal), Mahamadou Diarra (Mali/ Real Madrid), Eric Abidal (France/ Barcelona), Khalid Boulahrouz (Belanda/ Chelsea), Lassana Diarra (France/ Portsmouth), Samir Nasri (France/ Arsenal), Hateem Ben Arfa (France/ Marseille), Franck Ribery (France/ Bayern Munchen)

bentangpustaka@yahoo.com


Kegemerlapan Pelantikan Obama VS kehancuran Kota Gaza?

Di kala Amerika, dunia, dan agaknya juga Indonesia dipenuhi oleh kegemerlapan pelantikan Barrack Husein Obama, saudara-saudara kita di Gaza sedang sibuk dengan aktivitasnya di puing-puing bangunan yang runtuh, di tengah-tengah tanah yang masih amis darah....

Akankah Obama bisa mengubah Amerika, terutama dalam hal kebijakan luar negerinya, terutama lagi dalam kasus Palestina-Israel? Ataukah pelantikan Obama akan tetap menjadi masa depan yang kelabu bagi saudara-saudara kita di Palestina dan dunia Islam pada umumnya...Mengingat tak adanya reaksi Obama selama penyerangan 22 hari Israel ke Gaza, bahkan dalam pidato pertama-nya sebagai presiden, tak sedikitpun ia menyinggung Gaza/Palestina dan Israel....Kini terngiang, bagaimana ia berpidato dalam komunitas Yahudi Israel, bahwa ia mendukung penuh negara Israel yang berdaulat penuh, juga pernyataan tegasnya bahwa Yerussalem adalah ibukota Israel....

Hmmmm...Allahu ’Alam....

Awal tahun 2009
Trie_coeroep(ukhti_lintang alias ninja_warrior)

Tidak ada komentar:

Artikel pada kategori yang sama

Top Post (popular artikel)

Widget by Blogger Buster