Kamis, 03 April 2008

INDONESIAKU!

INDONESIAKU
Indonesia…mungkin setiap mendengar nama negara yang satu ini akan terlintas banyak hal negatif di pikiran kita. Negara korup yang menghasilkan banyak koruptor kelas kakap, negara miskin yang tak pernah lepas dari belenggu penderitaan karena keterpurukan ekonomi, negara dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) rendah yang penduduknya tak banyak mengenyam bangku pendidikan, negara yang setiap harinya diwarnai dengan tindakan kriminal, negara yang mulai sekuler dengan kebebasan ekspresinya yang mulai tak terbatas, negara yang banyak berteori saja tanpa praktek, negara yang kurang bisa menghargai kekayaan budaya dan alam yang dimilikinya, negara yang kurang menghargai hukum, negara yang terus mengirimkan TKI/TKW ke negeri lain sebagai pembantu, negara teroris, negara yang….bla..bla….bla…Mungkin masih banyak citra negatif lain yang dilekatkan pada negara bernama Indonesia.
Penduduk Indonesia memang mayoritas muslim, bahkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Namun masyarakat muslim Indonesia yang benar-benar mengerti dan memahami Islam serta menjalankan ajarannya hanya asebagian kecil saja. Bahkan masih banyak masyarakat muslim yang rajin dalam menjalankan ibadah solat, puasa, zakat ataupun haji, tetapi tingkah lakunya tidak islami. Sholat, zakat, puasa, ataupun haji hanya menjadi sebuah rutinitas ibadah, tanpa memahami makna hakiki yang ada di dalamnya.
Buktinya. Pemerintahan Indonesia yang didominasi muslim dikenal dengan pemerintahan yang korup (korupsi) sehingga masyarakat pun menderita. Padahal sangat jelas dalam Islam, bahwa korupsi yang artinya memakan harta orang lain adalah tindakan yang dilarang (haram hukumnya). Oleh karenanya kekayaan Indonesia hanya dinikmati oleh sedikit orang, seperti anak-anak soeharto dan kroni-kroninya.
Masyarakat Indonesia juga banyak dikaburkan akidahnya dengan adanya ghowzul fikri (serangan pemikiran) oleh dunia barat. Serangan yang dilakukan dunia barat (west) saat ini memang bukan serangan fisik, tetapi serangan pemikiran. Barat melakukan pembodohan terhadap masyarakat Indonesia dan menjauhkannya dari ajaran Islam, namun masyarakat muslim sendiri tidak menyadari akan hal tersebut. Contohnya menjamurnya tayangan televisi dan film yang tidak mendidik, arus trend (mode) berpakaian yang berkiblat (mencontoh) barat dan melanggar nilai-nilai adat ketimuran dan ajaran islam. Banyaknya aliran sesat yang bermunculan di Indonesia. Kebebasan ekspresi yang mulai tak terbatas. Bahkan ada sebagian kelompok yang menganggap bahwa nilai-nilai agama sebagai pengekangan terhadap kemerdekaan diri (individu). Dan masih banyak hal lain (membahas tentang bagaimana islam di Indonesia akan sangat panjang sekali ceritanya, lain waktu if i have e free time, akan saya ceritakan lebih lengkap).
Oleh karena itu meskipun didominasi oleh muslim, namun negara Indonesia malah identik dengan keterpurukan. Hal tersebut sebenarnya terjadi karena masyarakat muslim Indonesia sendiri yang jauh dari ajaran Islam.
Keburukan-keburukan tersebut terkadang membuat kami semua sangat malu dan sedih.
Tapi meski bagaimana pun, di negeri inilah aku dilahirkan. Di negeri ini, aku bisa terus hidup dan tumbuh dewasa hingga saat ini. Negeri yang sangat indah, surga wisata yang mengagumkan. Negeri yang menjadikanku mengenal tuhanku. Negeri yang menjadikanku dari lahir hingga sekarang menjadi muslim. Negeri yang membuatku nyaman beribadah, tanpa takut ada serangan bom ataupun tembakan. Negeri yang sebagian besar penduduknya masih sangat ramah (friendly) kepada yang lain. Negeri yang orang-orangnya mengajarkanku bagaimana bersikap sopan dan menghargai orang lain. Negeri yang mengajarkanku bahwa kedudukan semua manusia di muka bumi ini sama, tiada perbedaan. Siapapun itu, apapun status sosial/ ekonominya. Negeri yang orang-orangnya mengajarkanku bagaimana wajibnya menolong orang lain yang tertimpa kesusahan. Negeri yang membuat setiap keburukan dan kejelekan sebagian orang-orangnya memotivasiku untuk mengubahnya menjadi lebih baik.
Negeri yang menyadarkanku betapa dibutuhkannya jiwa-jiwa pembaharu yang mengubah wajah kelam negeri ini mejadi secerah mentari. Dan lhamdulillah...masih ada rakyat Indonesia yang komitmen untuk berjuang mengubah negara ini menjadi lebih baik
Dan toh pada akhirnya, setiap apa-apa yang buruk/ jelek akan membuat kita sadar betapa pentingnya menjadi lebih baik…semoga Indonesiaku akan terus menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Semoga Indonesiaku kembali menjadi negeri yang religius….

Iwari kost
February 2008

Tulisan ini sebagai jawaban atas sebuah pertanyaan dari sahabat friendster dari malaysia...’adakah seronok menjadi rakyat Indonesia, karena hanya hal2 negatif saja yg selama ini didengar?’

Tidak ada komentar:

Artikel pada kategori yang sama

Top Post (popular artikel)

Widget by Blogger Buster