Minggu, 19 Juli 2009

KEKUATAN NAZAR

Satu masa ketika masih kuliah( akhir 20070 ^_^

Katanya nazar itu adalah ibadah yang paling pelit...soalnya kita berjanji melakukan suatu ibadah apabila do’a/ keinginan kita diwujudkan Allah. Dan realitanya dalam kehidupan, nazar memang menjadi salah satu
kekuatan besar dalam menentukan dikabulkannya sebuah do’a. Mungkin kisah seorang sahabatku ini membuktikan itu.

Ketika kuliah dulu, aku memiliki seorang sahabat akrab satu angkatan yang tipikal sifatnya hampir mirip denganku. Orangnya sederhana dan biasa saja. Dalam organisasi ia hanya aktif di organisasi kampus. Memasak dan mencuci sangat jarang ia lakukan, karena katanya tidak bisa dan tidak terbiasa he..he... Hobinya pun tidur dan baca komik. Kalau berjalan agak jauh sering nyasar. Karena punya sifat yang hampir sama dengan Zorro (tokoh pendekar pedang di komik One Piece) yaitu tukang tidur dan sering tersesat, aku biasa memanggilnya marimo (panggilan koki Sanji untuk Zorro yang berambut hijau). Sebaliknya aku yang doyan makan banget tapi ga gendut-gendut, dan juga sering jadi ’amir (pemimpin) kalau mau kemana-mana (he..he.. ) biasa ia panggil dengan luffy (kapten yang kerjaannya makan mulu...perut karet). Panggilan kesayangan di antara kami yang begitu menggemari kartun dan komik karya Eiichiro Oda itu.

Marimo yang sederhana memang banyak memiliki kesamaan sifat denganku, termasuk dalam hal cita-cita. Sederhana sekali, kami sama-sama berkeinginan jadi pegawai negeri sipil (PNS), selain karena keinginan orang tua (he...he..he), PNS adalah pilihan pekerjaan yang paling aman dan stabil. Kami juga ingin membuktikan pada dunia, jika nantinya kami menjadi PNS, kami akan benar-benar menjadi pelayan publik. Tidak seperti PNS kebanyakan yang biasa kami temui (kecuali guru) yang (maaf) cenderung kurang ramah, tidak disiplin, makan gaji buta dan lulus karena ada uang atau saudara. Mulia juga cita-cita kami ya (he..he..ujub dah). Kami memang sudah banyak pengalaman ketemu PNS-PNS seperti ini ketika masih aktif di organisasi dan mencari data skripsi dulu.

Karena Marimo lulus kuliah duluan, ia lebih dulu berjibaku mencari kerja. Ia melamar ke sana-ke mari. Ia selalu mendaftar jika ada rekrutmen PNS di departemen-departemen pemerintah, meskipun selama beberapa ikut tes, ia masih gagal. Tes di Jakarta, Bandung pun ia jabanin. Perjuangan yang tak pernah kenal lelah. Aku benar-benar mengaguminya, ternyata dibalik sifatnya yang biasa saja, ia adalah sosok yang pantang menyerah.

Hingga satu saat, ia mengikuti tes PNS di Badan Pertanahan Negara (BPN). Aku yang belum wisuda tak bisa ikut. Beberapa keberuntungan ia peroleh ketika mengikuti tes di BPN. Meskipun yang mengadakan pusat, ia tes di daerah sendiri, bukan di Jakarta atau kota-kota besar lain sehingga tidak menghabiskan waktu, tenaga dan biaya. Soal tesnya pun lebih mudah dari soal-soal tes PNS departemen-departemen sebelumnya, dan akhirnya...ia lulus. Ia menjadi salah satu dari dua peserta Lampung yang lulus. Padahal saingan-saingannya saat tes (yang umumnya teman dan kakak tingkat) sungguh luar biasa, bisa dibilang kecerdasannya banyak yang di atas dia. Sungguh anugerah luar biasa yang ia iterima dengan penuh ketidakpercayaan.

Aku yang menjadi salah satu sahabat pertama yang diberitahu sungguh suprise luar biasa. Ia pun langsung mentraktirku makan.

”Alhamdulillah ya Mo, akhirnya doa kamu terkabul juga. Tahajud, dhuha, puasa senin-kamismu, dan doa2mu kenceng banget sih..he..he...”. Yah, Marimo memang begitu rajin beribadah.
”Iya Alhamdulillah, akhirnya aku bisa buat ibu bangga Luf’...”. Senyum merekah di bibirnya. Yah, ia begitu ingin membahagiakan ibunya, orang tua satu-satunya yang ia miliki, setelah ayahnya meninggal ketika ia SMA. Aku pun jadi terharu.
”Eh ’Mo, kamu kok ga makan? Masa’ aku makan sendiri?” Protesku ketika kulihat ia tak ikutan makan
”Shaum ’Luf..”. Jawabnya singkat
”Shaum apa? Ini khan bukan senen atau kamis? Nazar ya?” Selidikku
Ia mengangguk, ”Iya, nazarku kalau lulus PNS”.
”Berapa lama? Sebulan?” Aku yang jarang nazar puasa, cuma sanggup berpikir nazar puasa terlama yang sanggup dilakukan itu sebulan.
” Puasa dua hari sekali...Puasa daud...SEUMUR HIDUP”.
”Hahhh??????!!!!Serius aja? Aku nazar puasa seminggu aja susah banget...”.
Marimo mengangguk pasti.
Subhanallah!!!Ya Allah inikah kekuatan nazar itu...!

To one of my best friend and sister “Marimo”
“Pasti saat ini kau telah menjadi PNS yang benar-benar baik…^_^”

Tidak ada komentar:

Artikel pada kategori yang sama

Top Post (popular artikel)

Widget by Blogger Buster