Kamis, 03 April 2008

MUSLIMAH OH MUSLIMAH

Muslimah oh Muslimah….malang nian nasibmu
Di tengah ratusan negara pemuja demokrasi
Di derasnya arus reformasi digulirkan
Di antara wacana kebebasan ekspresi yang tanpa batas
Kau begitu sulitnya menunjukkan identitasmu
Bahkan di negeri berpenduduk Muslim sekalipun…
Oh no…hari gini pake jilbab masih dilarang..??!!! Mana itu yang namanya demokrasi? Mana itu kebebasan ekspresi? Lha wong pamer aurat (maaf) yang jelas-jelas melukai nurani dan perasaan beragama orang lain aja ngga dilarang (selain berdampak pada munculnya berbagai penyakit masyarakat), lha kok pake jilbab aja dilarang…Piye toh? Bukankah mengenakan jilbab adalah bagian dari sebuah ekspresi akan nilai keberagama-an demi menunjukkan identitas diri (selain sebagai bentuk penghambaan diri pada Dzat Yang Maha Memiliki). Apa demokrasi ga menjamin itu. Atau memang demokrasi itu cuma milik kaum kapitalis, yang terus memanfaatkan setiap yang bernilai ‘uang’? Atau hanya milik orang-orang yang menganggap suara mayoritas sebagai sebuah kebenaran mutlak yang tak bisa ditawar-tawar lagi?
Yang lebih miris lagi, pelarangan memakai jilbab ngga hanya terjadi di negara-negara non Muslim seperti Perancis, tetapi juga di negara-negara yang notabenenya berpenduduk mayoritas Muslim. Di Turki (negara berpenduduk Muslim yang kini menjadi penganut paham sekuler pasca pembaharuan yang dipolopori Mustafa Kemal Pasha), muslimah diharamkan mengenakan jilbab di pemerintahan ataupun di universitas-universitas. Lihat saja, tekanan media-media sekuler kepada seorang istri dari calon terkuat perdana menteri Turki saat itu karena dia mengenakan jilbab. Mereka menpertanyakan bagaimana mungkin fisrt lady Turki mengenakan jilbab, padahal sudah jelas Turki adalah negara sekuler, bahkan Presidennya sekarangpun merupakan penganut paham sekuler fanatik.
Atau kasus Ghada el-Tawil dan Hala el Malki, pembaca berita televisi di Mesir yang ditolak habis-habisan oleh pimpinannya saat memutuskan mengenakan jilbab. Sekarang mereka sedang mengajukan pembelaan ke dunia internasional, karena hasil keputusan pengadilan di negerinya, yang selalu mereka menangkan (kalau tidak salah mereka sudah 2 atau 3 kali mengajukan pembelaan ke pengadilan) tidak pernah ditanggapi oleh pimpinan televisi tempat mereka bekerja. Padahal Mesir terkenal sebagai negeri Muslim yang sangat berpengaruh. Universitas Al Azhar, Universitas Islam terkemuka di dunia juga ada di sana. Tetapi kok ya pembaca berita memakai jilbab aja dilarang keras, sampai-sampai harus mengajukan pembelaan ke pengadilan.
Trus gimana dengan Indonesia sendiri sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, diskriminasi terhadap muslimah berjilbab terjadi ga sih? Kita harus jujur mengakui, kalau diskriminasi itu memang masih ada. Diskriminasi masih sering terjadi, meskipun tidak ditunjukkan langsung dengan pelarangan memakai jilbab. Kalau dulu di era 80-an, jilbab jelas-jelas di larang pemerintah, kini pun ketika pemerintah membebaskan muslimah untuk mengenakan jilbab, diskriminasi itu masih ada. Dulu ketika saya masih SMA (tahun 2002-an), teman-teman saya yang mengenakan jilbab dipaksa untuk membuka jilbabnya dengan dalih untuk melihat apakah mereka memiliki telinga…He..??? Trus masih banyak muslimah yang ga diterima bekerja dengan alasan mereka memakai jilbab (nyambung ga sih..), padahal dari segi kualitas mereka memiliki kompetensi tinggi. Lihat juga, para penyiar berita televisi di negeri ini, apa ada yang mengenakan jilbab (kecuali di Aceh tentunya)….Apa ga miris ya, di negeri yang penduduknya mayoritas Muslim kita masih tidak memiliki kebebasan untuk menjalankan syariah Islam yang kita yakini.. Trus jadi apa itu artinya demokrasi? Apa artinya penghargaan HAM yang digembar-gemborkan demokrasi? Apa kita ga punya hak untuk menjaga kehormatan dan melindungi diri dan masyarakat dengan jilbab yang kita pakai? Apa kita ga punya kebebasan untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang Muslimah?
Tapi wahai Muslimah seluruh dunia…jangan patah semangat
Ayo mantapkan hati
Jangan ragu tuk tunjukkan identitas dan eksistensi diri
Bersama Allah, yakin Usaha Sampai!!!

Satu malam di Iwari Kost
On April 23th 2007
At 01.15 o’clock
Dimasukkan dalam Buletin KOHATI Cabang Bandar Lampung Edisi Juli 2007

Tidak ada komentar:

Artikel pada kategori yang sama

Top Post (popular artikel)

Widget by Blogger Buster